Ada Sosok Kartini Milenial, Dibalik Menyatunya Kembali Rumah Tangga yang Goyah

Pringsewu, 21 April 2021

Kartini menjadi salah satu sosok penting di Indonesia. Oleh karena itulah, tanggal 21 April yang juga merupakan hari lahir perempuan asal Jepara, Jawa Timur tersebut diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kartini untuk mengenang jasa-jasanya dalam emansipasi dan kesetaraan gender.

Pada tahun ini yang merupakan hari ulang tahunnya yang ke 142, semangat Kartini dalam menebarkan pesan-pesannya tak pernah pudar. Salah satunya : “Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam”.

Ya, pesan Kartini tersebut yang kemudian disadur oleh seorang pujangga Arjmin Pane menjadi “Habis gelap terbitlah terang” ini, cukup menjadi penguat bagi Hakim mediator Pengadilan Agama Pringsewu Devina Mahmudah, S.H. dalam upaya mencari jalan terang bagi sepasang suami istri yang rumah tangganya tengah diterjang badai.

Sebut saja Ratna (nama samara), seorang istri muda yang beberapa hari lalu mengajukan gugatan cerai atas suaminya, Galih (nama samaran). Dalam keadaan hatinya yang mendung, ia berjalan goyah sambil membawa selembar surat gugatan cerai ke pengadilan. Ia berharap dapat menemukan titik terang akan kemelut hatinya tersebut.

Pada hari persidangan Rabu tanggal 21 April 2021 bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Galih dan Ratna sama-sama hadir dan selanjutnya mengikuti tahap mediasi dengan Hakim Mediator Devina Mahmudah, S.H.

Dengan semangat Kartini, Devina bersungguh-sungguh dalam memediasi dengan menggali lebih dalam sampai pada inti permasalahan rumah tangga mereka. Dari inti permasalahan yang digali tersebut, muncullah titik-titik terang opsi penyelesaian atas kemelut rumah tangga mereka.

Seakan menemukan momentumnya, kemelut rumah tangga mereka menemukan titik terang yang pada akhirnya Galih dan Ratna bertekad kembali untuk kembali saling menjaga, menemani, dan menerangi masa-masa gelap masing-masing dengan tujuan bersama yaitu dapat bernaung dalam keluarga sakinah mawaddah dan rahmah, keluarga yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw.

Tak lupa mereka mengucapkan beribu terimakasih kepada Hakim Mediator yang telah menjembatani jarak yang menganga di antara mereka.

Ya, benar apa yang disampaikan Kartini, “kehidupan manusia seraya alam”, pun kehidupan rumah tangga. tidak akan mendung selamanya dan tidak mungkin juga terang cahaya selamanya. Tinggal kita menyikapinya, alih-alih mengutuk kegelapan itu lebih bijak nyalakan cahaya di tengah kegelapan tersebut.